BERITABUANANEWS.ID | Pandeglang | Cegah penyebaran paham intoleran, radikal dan terorisme, Polda Banten lakukan sosialisasi kepada siswa dan siswi di SMA Negeri 6 Kabupaten Pandeglang. Selasa, (13/08).
Kegiatan sosialisasi pencegahan penyebaran paham intoleran, radikal dan terorisme ini dipimpin langsung oleh Kasubbidpenmas Bidhumas Polda Banten AKBP Meryadi.
Dari pantauan, terlihat puluhan siswa/siswi SMA Negeri 6 Kabupaten Pandeglang sangat antusias untuk mendengarkan materi tentang pencegahan penyebaran paham intoleran, radikal dan terorisme yang disampaikan langsung oleh Katim Pencegahan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri IPDA Hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kasubbidpenmas Bidhumas Polda Banten, AKBP Meryadi mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran paham intoleran, radikal dan terorisme pada generasi muda.
“Kegiatan kita pada hari ini tentang deradikalisasi memberikan pemahaman kepada siswa/siswi maupun anak santri tentang bahaya intoleransi, radikalisme dan terorisme serta menumbuhkan rasa nasionalisme siswa/siswi maupun santri terhadap negara Indonesia,” kata AKBP Maryadi.
AKBP Maryadi menyebutkan bahwa saat ini Polda Banten telah melakukan sosialisasi tentang pencegahan penyebaran paham intoleran, radikal dan terorisme di beberapa sekolah maupun pondok pesantren yang ada di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
“Semoga melalui kegiatan ini kita dapat memperkuat pendidikan kewarganegaraan serta menanamkan pemahaman yang mendalam terhadap empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika serta perlu memberikan pemahaman agama yang damai dan toleran, sehingga para generasi muda kita tidak mudah terjebak pada ajaran radikalisme,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Kabupaten Pandeglang Nursalim mengapresiasi atas dilaksanakannya sosialisasi pencegahan penyebaran paham intoleran, radikal dan terorisme di SMA Negeri 6 Kabupaten Pandeglang.
“Saya mewakili SMA 6 Kabupaten Pandeglang berterimakasih dengan sosialisasi ini. Sosialisasi ini tentu saja sangat diperlukan untuk generasi muda karena Indonesia negara yang majemuk, heterogen dan suasana toleransi memang harus dibangun,” katanya.
Nursalim menyebutkan bahwa penyebaran paham intoleran, radikal dan terorisme sangat berbahaya sehingga harus terus dilakukan disosialisasikan kepada generasi muda.
“Karena bahaya intoleran itu banyak berkembang di masyarakat, siapa yang akan membentengi kita, persatuan kita kalau enggak anak-anak muda. Anak-anak muda melalui sekolah-sekolah adalah jalur yang cepat untuk mensosialisasikan kegiatan-kegiatan yang bisa mencegah perpecahan bangsa, dan intoleran jangan sampai berkembang di Indonesia. Untuk itu, melalui kegiatan ke sekolah-sekolah ini diharapkan dapat memberikan sesuatu yang lebih bermanfaat kedepannya,” harapnya.