BERITABUANANEWS.ID Pesawaran | Proyek pembangunan Laboratorium IPA, Komputer, dan Ruang TU di SMP Negeri 13 Satap, Desa Tanjung Agung, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, menyisakan kekecewaan. Selain pembangunan dan renovasi enam ruang kelas (tiga di antaranya baru terpakai), kualitas proyek dinilai buruk.
Tim investigasi berserta awak media yang terjun ke lapangan menemukan beberapa masalah. Pertama, papan informasi proyek tidak ada, sementara kondisi bangunan terkesan asal jadi.
Pihak konsultan dan pemborong, yang seharusnya bertanggung jawab, tidak memberikan klarifikasi terkait anggaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rizki, konsultan dari Dinas Pendidikan Pesawaran, enggan memberi penjelasan lebih lanjut dan terkesan menutup-nutupi informasi. Idris, Ketua Komite SMPN 13, mengungkapkan bahwa pembangunan sempat terhenti selama sebulan akibat masalah teknis. Saat memeriksa bangunan, ia menemukan kemiringan pada gedung dan kualitas material yang buruk. Pemasangan keramik pun tidak rapi, dengan banyak bagian yang kosong saat diketuk.
“Proyek ini diperkirakan tidak akan bertahan lama,” kata Idris.
Hendri, Kepala SMPN 13 Satap, mengungkapkan bahwa keterlambatan proyek disebabkan oleh belum cairnya anggaran dari Dinas Pendidikan.
Akhmad Hendra, Ketua LBH Sai Hati, mencurigai adanya praktik korupsi dalam proyek ini. Ia menduga ada pengurangan kualitas material yang mengakibatkan bangunan cepat rusak. Ia menilai Dinas Pendidikan Kabupaten Pesawaran tidak melakukan pengawasan yang cukup selama pengerjaan proyek.
Hendra meminta pihak terkait, seperti Inspektorat, Kejaksaan, KPK, dan aparat kepolisian, untuk turun ke lapangan dan memeriksa proyek ini. “Jangan hanya menerima gaji, tapi tunjukkan tanggung jawab,” tegasnya.
Investigasi lebih lanjut diharapkan untuk mengungkap dugaan penyimpangan dalam proyek pembangunan tersebut.(Tim/Red).