BERITABUANANEWS.ID | Tangerang | Aliansi Rakyat Tangerang Raya (ALTTAR) melakukan survey pasar Kebutuham Hidup Layak KHL untuk sebagai dasar pengajuan upah UMK Tangerang tahun 2025 , Survey pasar dilakukan di tiga pasar yg ada di kabupaten Tangerang yaitu Pasar Cikupa , Curug dan Sentiong Balaraja.
Survey KHL ini berlangsung 2 Bulan Sejak Awal Bulan September – Oktober 2024 menjadi rutinitas disetiap tahun kenaikan upah di Kabupaten dan Kota yg ada di Indonesia sebagai penentu upah tenaga kerja.
Awak media mencoba mewawancarai Koordinator ALTTAR Hadi Murdianto menyampaikan ke awak media bahwa setelah kami survey KHL di pasar-pasar, kami juga akan meminta data BPS Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang karena insflasi juga sangat berpengaruh dengan kenaikan upah tahun 2025
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
” Selain survey KHL dipasar-pasar, kami juga meminta data BPS Pemda Kabupaten Tangerang sebagai indikator dan perbandingan karena Inplasi sangat berpengaruh terhadap dasar kenaikan upah tahun 2025 nanti,” jelas Bung Hadi, yang akrab disapa ini.
Ditambahkan oleh salah satu Presidium ALTTAR Jayadie yg akrab di panggil Kang Uj bahwa Selain perhitungan KHL dengan 64 komponen yg di survey dan inflasi ditambah pula pertumbuhan ekonomi sebagai dasar perhitungan upah UMK Tangerang mendatang.
“Kami juga mendesak Pemerintah untuk tidak memaksakan penetapan upah minimum tahun 2025 hanya berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang Pengupahan, karena Kang Uj menilai setelah adanya PP (Peraturan Pemerintah) yang merupakan aturan turunan UU Cipta Kerja itu, kenaikan upah minimum di Indonesia menjadi sangat kecil dan tidak manusiawi,”tegas Kang Uj yang sering mendapat julukan Maung Mobil Komando.
Masih menurut Kang Uj, dari hasil survey KHL kemudian ALTTAR akan mengajukan ke Pj Bupati Kabupaten Tangerang dan akan diserahkan juga ke Depekab dari unsur buruh untuk diplenokan dalam pembahasan UMK Tangerang tahun 2025.
” Mudah-mudahan tahun 2025 nanti buruh akan lebih sejahtera dan permintaan kaum pekerja/buruh adalah hidup layak dan tidak menjadi kaum yang dimarjinalkan di Negeri yang kaya raya ini,” papar Kang Uj.
Saat awak media menyinggung aksi yang sudah menjadi rutinitas tiap jelang kenaikan UMK, Kang Uj selalu mengedepankan.dialog dengan Pemerintah dan Pengusaha, karena menurut Kang Uj Aksi buruh adalah alternatif terakhir sudah tidak ada jalan lagi dan buruh harus terus berjuang di ruangan dan di jalanan.
” Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika bukan kaum itu sendiri yang merubahnya, karena Kesejahteraan.tidak.sekonyong-konyong turun dari langit, semua butuh Perjuangan dan pengorbanan, termasuk nasib kaum pekerja,” tutup Kang Uj. (Jumadi/Red)