JAKARTA – Menjadi seorang Ibu memang tidak mudah. Sering kali berbagai kegiatan urusan rumah perlu dilakukan secara bersamaan, bahkan ketika anak rewel.
Saat dalam kondisi yang diliputi emosi, terkadang Anda ergoda untuk memberikan smartphone atau menyalakan TV. Namun, sebuah studi baru menunjukkan, dalam menenangkan anak menggunakan perangkat digital dapat menyebabkan lebih banyak masalah dengan reaktivitas emosional di kemudian hari.
“Jika strategi masuk Anda adalah mengalihkan perhatian mereka atau membuat mereka diam dengan menggunakan media, maka penelitian ini menunjukkan bahwa itu tidak membantu mereka dalam jangka panjang, “kata Radesky, profesor ilmu perilaku di University of Michigan Medical Sekolah, dikutip dari CNN International, Sabtu (17/12/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ada dua masalah jika kita mengalihkan perhatian dengan media. Pertama, hal itu dapat menghilangkan kesempatan untuk mengajar anak tentang bagaimana menanggapi emosi yang sulit. Kedua, hal itu memperkuat bahwa menunjukkan emosi mereka adalah cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Lantas, apa yang harus dilakukan ?
Radesky merekomendasikan mengajar anak-anak bagaimana mengidentifikasi dan menanggapi emosi dengan cara yang bermanfaat.Sebaiknya menyiapkan tempat yang nyaman bagi anak-anak untuk mengumpulkan perasaan mereka, bisa di bawah selimut atau tenda. Namun, hal itu dilakukan sambil memberi pesan pada sang anak bahwa mereka tidak apa-apa memiliki emosi marah.
“Kamu tidak buruk karena memiliki emosi yang besar, kamu hanya perlu mengatur ulang. Kita semua kadang-kadang perlu mengatur ulang,” ungkapnya.
Pengasuh juga dapat membantu anak-anak menyebutkan emosi mereka dan menawarkan solusi ketika mereka merespons perasaan itu dengan tidak tepat.
Untuk anak usia prasekolah, dapat dibantu dengan warna, misanya hijau dapat mencerminkan rasa tenang dan puas, kuning menunjukkan khawatir atau gelisah, merah bisa menunjukkan rasa marah atau kesal.Bahkan, bisa juga menggunakan gambar ekspresi wajah untuk mencocokkan apa yang mereka rasakan. Begitu juga sebaliknya untuk orang dewasa. Orang dewasa juga dapat membicarakan emosi mereka dengan metode tersebut di depan mereka anak-anak.
“Anda dan sang anak dapat melihat warna bersama dan menuliskan alat yang menenangkan untuk zona yang berbeda,” tambahnya.
Sementara itu, sebisa mungkin orang dewasa tidak menunjukkan respons yang menakutkan di depan akan. Cobakan untuk tenang dan mengidentifikasi setiap emosi.
Ada beberapa konten yang bisa membantu mengatur emosi saat ‘tangk’i Anda kosong. Menemukan media untuk berbicara kepada anak-anak secara langsung tentang emosi juga sangat bermanfaat, misalnya menggunakan boneka.
(Red)